hampar jejak dilanda badai
gerimis terkuras
kering bertaman tandus
rumput berdaun tiada meranting
angin menerpa tiada membagi cumbu
gerimis terkuras
kering bertaman tandus
rumput berdaun tiada meranting
angin menerpa tiada membagi cumbu
kerjap berbisik pun berlalu menemu lereng
gema dirangkul diam di lembah
hilang dalam hening
merambat tanpa bunyi meski bersuara
berlari di hujan membalut badai
pecah karang terbang debu menabur beling
gaduh bumi diluka amuk pecahkan air
lunglai langkah
buram samar nanar mata memandang
redup sinar bayang melembayung
bayangan terhalang dilebar cakrawala
jejari basah berdarah putih menopang debu
sesegar merah membalut raga di batas jingga
seolah hangat menyayat beku terbangkan dingin yang kian hangat mencabar
duka mendera di suka rasa berpalung di jiwa
dekat mendekap tudung merunduk, terhangat bumi teteskan embun
bening di pucuk butir tetes mengarus
berlarian di bilah susuri rerumput di penyimpang langkah bertunas bunga
berkuncup disengat terik
menadah embun dimekar kuning membalut hijau terhangat ungu
jatuh ditiada, angin berpura harum
tiada jingga mengaroma tatap bila mencium
pun angin enggan mendekat di hangatnya harum
tiada serangga membuah hinggap menitip madu bila mencium sekedar segar di nafas
tiada dan tiada tampak akan malam dan rembulan indah
siang gelap, malam gelap
malam terang, siang terang
rindu kuncup tiada usai menjadi kembang berbunga
suara indah membawa rindu memandang wajah
kidung dihening mengeja suara bernyanyian
di jiwa palung rasa kebeningan mendekap kasih menghampar sayang.
untaian diarsirkan kata
diabjad nada melagukan kata
hinggap mendiam merelung kata.
gema dirangkul diam di lembah
hilang dalam hening
merambat tanpa bunyi meski bersuara
berlari di hujan membalut badai
pecah karang terbang debu menabur beling
gaduh bumi diluka amuk pecahkan air
lunglai langkah
buram samar nanar mata memandang
redup sinar bayang melembayung
bayangan terhalang dilebar cakrawala
jejari basah berdarah putih menopang debu
sesegar merah membalut raga di batas jingga
seolah hangat menyayat beku terbangkan dingin yang kian hangat mencabar
duka mendera di suka rasa berpalung di jiwa
dekat mendekap tudung merunduk, terhangat bumi teteskan embun
bening di pucuk butir tetes mengarus
berlarian di bilah susuri rerumput di penyimpang langkah bertunas bunga
berkuncup disengat terik
menadah embun dimekar kuning membalut hijau terhangat ungu
jatuh ditiada, angin berpura harum
tiada jingga mengaroma tatap bila mencium
pun angin enggan mendekat di hangatnya harum
tiada serangga membuah hinggap menitip madu bila mencium sekedar segar di nafas
tiada dan tiada tampak akan malam dan rembulan indah
siang gelap, malam gelap
malam terang, siang terang
rindu kuncup tiada usai menjadi kembang berbunga
suara indah membawa rindu memandang wajah
kidung dihening mengeja suara bernyanyian
di jiwa palung rasa kebeningan mendekap kasih menghampar sayang.
untaian diarsirkan kata
diabjad nada melagukan kata
hinggap mendiam merelung kata.