27 Nov 2012

_kuncup rindu mekar di bunga_


hampar jejak dilanda badai
gerimis terkuras
kering bertaman tandus

rumput berdaun tiada meranting
angin menerpa tiada membagi cumbu
kerjap berbisik pun berlalu menemu lereng
gema dirangkul diam di lembah
hilang dalam hening
merambat tanpa bunyi meski bersuara

berlari di hujan membalut badai
pecah karang terbang debu menabur beling
gaduh bumi diluka amuk pecahkan air
lunglai langkah
buram samar nanar mata memandang
redup sinar bayang melembayung
bayangan terhalang dilebar cakrawala

jejari basah berdarah putih menopang debu
sesegar merah membalut raga di batas jingga
seolah hangat menyayat beku terbangkan dingin yang kian hangat mencabar
duka mendera di suka rasa berpalung di jiwa

dekat mendekap tudung merunduk, terhangat bumi teteskan embun
bening di pucuk butir tetes mengarus
berlarian di bilah susuri rerumput di penyimpang langkah bertunas bunga
berkuncup disengat terik
menadah embun dimekar kuning membalut hijau terhangat ungu

jatuh ditiada, angin berpura harum
tiada jingga mengaroma tatap bila mencium
pun angin enggan mendekat di hangatnya harum
tiada serangga membuah hinggap menitip madu bila mencium sekedar segar di nafas

tiada dan tiada tampak akan malam dan rembulan indah
siang gelap, malam gelap
malam terang, siang terang
rindu kuncup tiada usai menjadi kembang berbunga

suara indah membawa rindu memandang wajah
kidung dihening mengeja suara bernyanyian
di jiwa palung rasa kebeningan mendekap kasih menghampar sayang.

untaian diarsirkan kata
diabjad nada melagukan kata
hinggap mendiam merelung kata. 


26 Nov 2012

saya, di katanya saya


saya mendapatkannya di satu tempat.
di sini melihatnya di sana, 

saya mengambilnya, kemudian saya datang kepadanya.
saya menaut menali seolah saya bernyanyikan katakatanya.
bersenandung suka ria mengantarai gerakan saya dalam citra rasa yang hadir ketika menautkan katakata bertemali.

cita rasa memisah saya dari diri saya. saya kehadiran warna di mata hingga mata saya perih. saya, mata saya le
mbab kemudian saya berkedip lalu jatuhlah setetes air. saya menadah air menggunakan telapak tangan saya yang saya bentukkan seperti kelopak bunga yang hendak memekar kuncup. kemudian saya berkunjung ke tiap perjalanan saya untuk meletakkan setetes bagian dari tetesan air mata saya yang menetes oleh perih mata melihat warna bercitra di antara ruasruas pembias warna depan mata saya.

saya letakkan setetes di akar dari sebagian tetesan air yang menetes. kemudian selalu saya lakukan demikian di tiap berkunjung di pada dari setiap perjalanan saya. 

pernah saya berpikir, patuh menerima yang terjadi pada saya, akan dapat mengatur kehidupan diri saya,
memisahkan kebaikan dari keburukan atau hal buruk dari hal baik yang terjadi kedalam ujian diri.
atau dengan itu, saya dapatkan cara untuk berperilaku yang sesungguhnya di esok hari, namun sering menawarkan saya pada satu kenyataan yang hanya akan berlalu begitu saja seperti hari ini atau hari kemarin. atau seperti kehadiran mentari sepanjang hari yang hanya dapat dinikmati sinarnya dan bersembunyi dari tajamnya mata memandang kebekuan yang terselubungkan hangatnya sinar dari sejuknya cahaya.


mencoba menyalakan bara menjadi api, namun kobaran api mengeluarkan asap yang hanya akan mengganggu peredaran nafas makhluk lain, namun saya senantiasa membutuhkan api yang akan dapat memberi kehangatan dan peleburan diri dari kebekuan diri oleh banyaknya air yang mengalir melingkar diri dari tiap hembusan angin yang membawa ceritera berita. 

jangan berfikir menanggung derita pada hari ini demi kebahagiaan esok hari, bukankah setelah kini tiadalah seorang tahu tentang nanti bilamana terjadi sesuai gambar yang berbayang diketikanya menggerakkan langkah.
pernahkah anda berpikir dengan patuh menerima yang terjadi pada anda, telah dapat mengatur kehidupan diri anda ?
memisahkan kebaikan dari keburukan atau hal buruk dari hal baik yang terjadi kedalam ujian diri masingmasing.
atau dengan itu, anda dapatkan cara untuk berperilaku yang sesungguhnya di esok hari ?
atau hanya akan berlalu begitu saja seperti hari ini atau hari kemarin ?
bisakah saya menduga ?
apakah kehadiran anda dalam jangkauan pengelihatan saya, anda mencoba untuk mengingatkan saya tentang sesuatu ?
atau apakah saya mencoba untuk mengingatkan anda tentang sesuatu pula ?

dari setiap perjalanan, dari setiap ingatan yang selalu diri bisa bernafas atas tiap kehadiran dalam kehidupan ini. semua dalam jarak yang dekat, sangat dekat dalam ingatan dan bisa lebih jauh bera
da dalam kelupaan dari rasa dan pikiran sebagai keberadaan yang meriwayat jejak. 

kehadiran saya adalah tentang diri saya meski berada pada jangkauan pengelihatan anda. namun saya akan mendekatkan diri pada anda, asalkan anda setuju terhadap apa yang terjadi pada saya adalah urusan saya yang hendak agar anda mau mengetahuinya. namun memungkinkan akan dianggap sebagai urusan umum bila anda membicarakannya pada yang lain.

tapi di tempat ini, saat ini, ini adalah diri saya, saya sendiri. 


5 Nov 2012

pelukan


bayangan jatuh
dekat,
diantara dua nafas

bayangbayang raib diusai nafas
dalam hati
meninggalkan usai rasa bercinta.

tiap kali bercinta,
raib rupa sedang rasa terus mekar melukis hati
seperti pagi manakala terjaga,
terbangun dan melihat hari disinar mentari yang tinggalkan malam pengubur terang dipanggil waktu.

ketika dikata semua,
manakala segala dilakukan dalamnya hati, tetap di hati
kadang hanya berpikir, dalam ketika merasa lalu tersenyum.
seperti ucapan pada kata yang membaca garisgaris temali tiap tautan, manakala berdiri atau duduk sentuhkan jemari meraba wajah dalam mata tertutup memanggil bayangbayang.
atau seperti dalam mimpi yang jatuh saat musim dingin,
datang menyalakan bara dihembus angin,
manakala membara, kobarannya mampu menyalakan api.
senang dirasa, hati mendamaikan rasa.

biarkan berputar terus berputar dalam diri hingga panas lahirkan uap,
biarkan berlari kedalam hati,
dalam hati yang hangat menyelimut, hingga terjaga lalu akan mendekap, mengeluarkan agar dan saling
memeluk seperti pertama kali terjatuh di awal pisah,
atau seperti kepalan tangan yang erat manakala jemarinya dalam satu rangkulan diawal rasa merasakan udara dunia.

biarkan dalam hati, mendapatkan kelahiran rasa cinta yang suka atas kelahiran cinta ditaburkan oleh sadarnya rasa.

adi m-oneS 
1 Agustus 2012




19 Okt 2012

berkata di nama



Nadanada bahasa, sebagaimana kata bukankah ia kan berbunyi bila alat ucap berhasil meminang udara oleh bibir digeraknya ?

Ada bunyi menyebut kata mewali nama

Terkadang indah terdengar, menyemat dalam rasa serupa untaian irama gerakan jemari mengayun dalam ayunan melambai 

Seolah melukis wajah sebuah kisah atas perjalanan angin pengantar suara satu riwayat pengabaran.

Yang tiada luputkan dinding, ke mana, dirambatnya menyentuh bersandarkan diri.

Adakala ia mencari liang pun lubang, melepas dikandung badan, dalam diam, heningkan diri.

Nyanyian jiwa, untaian citra rasa, seruan seni karya bergerak, seakan pemandangan alam, menali menaut eratkan sisisisi.

Indah, bukan cantik sekedar penarik dipandang mata, akannya indah seruan jiwa dan rasa di auranya,
jelita, diri menawan di kemas raga.

Hirup udara melega jantung, disurut dipasangnya merasa akannya hembusan angin bertiup dari langit menuruni lereng bebukit, kadar berlari mengecup kembang dan bunga menawar embun tersuguh.

Ada aroma, datang hadirkan wangi, mengharum nafas seolah tutur lembut sebuah suara di bunyi, berkidung melantun do'a bagi penawan rasa di lena hati.

Rasa membaca jiwa, mengembara dari lauh ke lauh, serupa mata mencari, melihat benda di antara ribuan hiasan mewarna bayangan, sedang raga dijerat daya bagi jasadnya.

Oleh mata ditatapnya mata, dalam mata segala rupa warna keindahan meronai rasa dalam sukacita pun
dukacita.

Nama,
Adanya kala datang dan kadang hadir berkala waktu.
Teraba pun terasa bisa di tahu.
Sperti hari,
Yang di tahu.
Ada kata mengucap menyebut nama. 



(berkata di nama)
oleh adi_ms 14 Juni 2012 pukul 23:01 ·

18 Okt 2012

mata mata mata



tiada kabut menutup cahaya terang membias silaulah mata
terlalu buta bila merasa tiada terang dipandang mata
tampak hadir rerupa warna melukis wajah di bening mata
mengerti abainya keinginan atas hasrat digapai mata
tetap milik sebagaimana hati bukan di luar mata.

bermimpi bukan menyangkal nyata
antara jujur dan dusta ada saksi nyata
hadir di hadapan mata
membolakbalik hati atas kejadian nyata.

belakang pun depan ada diri memiliki mata melihat nyata,
melihat menjangkau melalui mata
muka menjadi punggung menjadi muka
tangan dan kaki menunjuk jalan atas melihatnya mata.

tanpa harus melahirkan ingin
hanya mengerti sebelum kehilangan
langkah tercekal pikiran
rasa percaya di tegun yakin

suka duka seuntai sandiwara
suguhan materi berlatar rasa
arus melingkar lintas bertangga
ke atas pun ke bawah merupa irama
sejak lalu menjadi kini ketika kini berlalu dalam antara.


oleh Adi_M.S
7 Juli 2012 pukul 14:52









terimakasih

semoga baik manfaatnya dan tepat penggunaannya.
wassalamuallaikum.